BUTUH TUKANG LISTRIK? MAU PASANG METERAN LISTRIK? HUBUNGI KAMI 081377501213 CARA MENGGUNAKAN EARTH TESTER - STANIA LISTRIK

LAYANAN KELISTRIKAN DAN PENANGKAL PETIR PANGKALPINANG

ardy stania sukses

CARA MENGGUNAKAN EARTH TESTER

Menguasai Pengukuran Pembumian: Panduan Lengkap Cara Menggunakan Earth Tester


Stania listrik - Pangkalpinang - Keamanan dan keandalan sistem kelistrikan sangat bergantung pada efektivitas sistem pembumian (grounding). Sistem pembumian yang baik memastikan bahwa arus berlebih akibat gangguan, seperti sambaran petir atau korsleting, dapat dialirkan dengan aman ke dalam tanah, sehingga melindungi peralatan dan, yang terpenting, nyawa manusia. Untuk memastikan sistem pembumian berfungsi optimal, diperlukan pengukuran tahanan pembumian secara berkala menggunakan alat khusus yang disebut Earth Tester.

Artikel ini akan menjadi panduan lengkap Anda dalam memahami dan menggunakan earth tester secara benar, aman, dan efektif. Dengan lebih dari 1200 kata, kami akan membahas mulai dari prinsip dasar, jenis-jenis alat yang ada, hingga panduan langkah demi langkah yang mendetail, serta tips keamanan krusial yang harus Anda perhatikan.

Pentingnya Pengukuran Tahanan Pembumian

Sebelum melangkah ke teknis penggunaan alat, penting untuk memahami mengapa pengukuran ini krusial. Nilai tahanan pembumian yang rendah (biasanya di bawah 5 Ohm, meskipun standar dapat bervariasi tergantung pada aplikasi dan regulasi setempat) mengindikasikan bahwa sistem grounding dapat menyalurkan arus gangguan ke tanah dengan sangat baik. Sebaliknya, nilai tahanan yang tinggi menandakan koneksi yang buruk ke tanah, yang dapat menyebabkan beberapa masalah serius, antara lain:

  • Risiko Sengatan Listrik: Arus gangguan yang tidak dapat dialirkan ke tanah akan mencari jalur lain, termasuk melalui tubuh manusia yang menyentuh peralatan yang terhubung dengan sistem tersebut.

  • Kerusakan Peralatan Elektronik: Lonjakan tegangan yang tidak teredam oleh sistem pembumian yang buruk dapat merusak komponen sensitif pada peralatan elektronik.

  • Kebakaran: Arus bocor yang terus-menerus dapat menimbulkan panas berlebih pada instalasi listrik dan memicu kebakaran.

  • Kinerja Sistem Proteksi yang Tidak Optimal: Perangkat proteksi seperti sekring atau MCB (Miniature Circuit Breaker) mungkin tidak bekerja sebagaimana mestinya jika tahanan pembumian terlalu tinggi.

Oleh karena itu, pengukuran rutin menggunakan earth tester adalah bagian vital dari pemeliharaan preventif instalasi listrik di gedung komersial, industri, maupun perumahan.


Memahami Prinsip Kerja Earth Tester

Pada dasarnya, earth tester bekerja berdasarkan metode "Fall of Potential" atau metode jatuh tegangan. Prinsip ini cukup sederhana. Alat ini akan menginjeksikan arus listrik dengan frekuensi tertentu dari elektroda uji utama ke dalam tanah. Secara bersamaan, alat akan mengukur penurunan tegangan (voltage drop) antara elektroda uji utama dengan elektroda bantu yang ditancapkan pada jarak tertentu.

Dengan menggunakan Hukum Ohm (V=ItimesR), di mana:

  • V adalah tegangan yang terukur,

  • I adalah arus yang diinjeksikan,

  • R adalah tahanan,

alat dapat menghitung nilai tahanan pembumian (R) dengan akurat. Untuk melakukan ini, earth tester menggunakan setidaknya dua batang elektroda bantu selain koneksi ke titik grounding yang akan diukur.



Jenis-Jenis Earth Tester

Seiring perkembangan teknologi, earth tester hadir dalam beberapa jenis dengan kelebihan dan metode penggunaan yang sedikit berbeda. Memahami jenis-jenis ini akan membantu Anda memilih alat yang paling sesuai dengan kebutuhan.

1. Earth Tester Analog

Ini adalah jenis tradisional yang menggunakan jarum penunjuk pada skala untuk menampilkan hasil pengukuran. Kelebihannya adalah harganya yang relatif lebih terjangkau dan durabilitasnya di lapangan. Namun, pembacaan hasil memerlukan ketelitian lebih dan biasanya tidak memiliki fitur penyimpanan data.

2. Earth Tester Digital

Merupakan jenis yang paling umum digunakan saat ini. Hasil pengukuran ditampilkan secara jelas pada layar LCD, meminimalkan kesalahan pembacaan. Earth tester digital seringkali dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti penyimpanan data, konektivitas ke komputer, dan kemampuan untuk melakukan berbagai metode pengukuran secara otomatis.

3. Earth Tester Clamp-On (Tanpa Elektroda Bantu)

Jenis ini menawarkan metode pengukuran yang paling praktis dan cepat, terutama untuk sistem pembumian yang sudah ada dan terhubung dalam sebuah jaringan (misalnya, beberapa tiang listrik yang terhubung satu sama lain). Alat ini bekerja dengan mengukur arus yang diinduksi pada loop sistem pembumian tanpa perlu memutus koneksi atau menancapkan elektroda bantu. Namun, metode ini memiliki keterbatasan dan hanya efektif pada sistem pembumian paralel.


Panduan Langkah-demi-Langkah Menggunakan Earth Tester (Metode 3 Kutub)

Metode tiga kutub (3-pole fall-of-potential) adalah metode yang paling umum dan akurat untuk mengukur tahanan satu titik pembumian. Berikut adalah panduan lengkapnya:

Persiapan Alat dan Lokasi

  1. Siapkan Peralatan: Pastikan Anda memiliki unit earth tester (digital atau analog), dua buah elektroda bantu (biasanya berbentuk batang logam runcing), dan tiga set kabel dengan panjang yang memadai (misalnya, kabel hijau 5 meter, kabel kuning 10 meter, dan kabel merah 20 meter).

  2. Periksa Baterai Alat: Sebelum memulai, nyalakan earth tester dan periksa indikator baterainya. Baterai yang lemah dapat menghasilkan pembacaan yang tidak akurat.

  3. Identifikasi Titik Grounding: Tentukan titik elektroda pembumian utama yang akan diukur (misalnya, batang tembaga yang tertanam di tanah). Bersihkan area di sekitar titik koneksi dari karat atau kotoran untuk memastikan kontak yang baik.

  4. Pilih Lokasi Elektroda Bantu: Pilih area tanah yang lurus dan bebas dari gangguan bawah tanah seperti pipa logam atau kabel. Tanah yang lembab lebih disukai untuk mendapatkan kontak yang baik.


Prosedur Pengukuran

  1. Pemasangan Elektroda Bantu:

    • Tancapkan elektroda bantu pertama (P - Potential) pada jarak sekitar 5 hingga 10 meter dari elektroda grounding utama. Pastikan elektroda ini tertancap dengan kokoh ke dalam tanah.

    • Tancapkan elektroda bantu kedua (C - Current) pada jarak yang sama (5 hingga 10 meter) dari elektroda P, sehingga membentuk satu garis lurus dengan elektroda grounding utama. Jarak total dari grounding utama ke elektroda C adalah 10 hingga 20 meter. Aturan praktis yang baik adalah menjaga jarak yang konsisten antar elektroda.

  2. Menghubungkan Kabel:

    • Hubungkan kabel hijau (E - Earth) dari terminal 'E' pada earth tester ke titik elektroda grounding utama yang akan diukur. Gunakan penjepit buaya untuk koneksi yang kuat.

    • Hubungkan kabel kuning (P - Potential) dari terminal 'P' pada earth tester ke elektroda bantu pertama yang telah Anda tancapkan.

    • Hubungkan kabel merah (C - Current) dari terminal 'C' pada earth tester ke elektroda bantu kedua (yang paling jauh).

    Pastikan semua koneksi kabel terpasang dengan benar dan kencang pada terminal yang sesuai warnanya.

  3. Melakukan Pengukuran:

    • Nyalakan earth tester.

    • Pada earth tester digital, biasanya terdapat tombol untuk memeriksa tegangan interferensi di tanah (Earth Voltage). Pastikan tegangannya rendah (biasanya di bawah 10V). Jika tinggi, hasil pengukuran mungkin tidak akurat dan menandakan adanya masalah pada sistem kelistrikan di area tersebut.

    • Pilih rentang (range) pengukuran Ohm (Omega) yang sesuai. Mulailah dari rentang tertinggi untuk menghindari kerusakan alat, lalu turunkan jika perlu untuk mendapatkan pembacaan yang lebih presisi.

    • Tekan tombol "TEST" atau "MEASURE". Alat akan menginjeksikan arus dan menampilkan nilai tahanan pembumian pada layar.

    • Tunggu hingga pembacaan stabil, lalu catat hasilnya.

  4. Validasi Pengukuran (Aturan 62%): Untuk memastikan keakuratan, lakukan pengukuran ulang dengan mengubah posisi elektroda bantu P. Geser elektroda P sekitar 10% lebih dekat ke elektroda C, lalu lakukan pengukuran lagi. Kemudian, geser elektroda P 10% lebih dekat ke elektroda grounding utama dan ukur kembali. Jika ketiga hasil pengukuran menunjukkan nilai yang relatif konsisten (sedikit variasi), maka hasil pengukuran Anda valid. Posisi ideal untuk elektroda P adalah sekitar 62% dari jarak total antara elektroda grounding utama dan elektroda C.

Nilai ideal tahanan grounding

Nilai ideal untuk tahanan pentanahan (grounding) sistem penangkal petir sesuai dengan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) adalah dibawah 5ohm, dengan nilai yang semakin kecil semakin baik, terutama untuk instalasi penting di mana nilai resistansi diupayakan kurang dari 1 Ohm. 
Penjelasan Lebih Lanjut:
  • PUIL 2011merekomendasikan nilai resistansi sistem proteksi petir maksimal 5 Ohm untuk instalasi umum. Namun, untuk instalasi penting seperti rumah sakit atau data center, nilai resistansi ideal adalah di bawah 1 Ohm.
  • PUIL 2000juga menetapkan nilai tahanan pentanahan sebesar 5 Ohm sebagai batas maksimal yang aman untuk sistem instalasi umum.
  • Untuk peralatan elektronik sensitif, standar yang lebih ketat adalah nilai resistansi kurang dari atau sama dengan 1 Ohm. 
  • Meskipun 5 Ohm adalah batas maksimal yang umum, dalam praktik pemasangan penangkal petir, nilai tahanan tanah seringkali diusahakan di bawah 3 Ohm untuk hasil yang lebih optimal. 
  • Penting untuk diingat bahwa resistansi pembumian yang tinggi dapat menyebabkan arus bocor dan berisiko merusak peralatan listrik. Oleh karena itu, pengukuran rutin dan perbaikan jika diperlukan sangat dianjurkan. 

Monitor hanya menampilkan angka 1


Earth tester yang hanya menunjukkan 
angka 1 saat pengukuran, kemungkinan 
besar disebabkan oleh resistansi yang sangat 
tinggi pada sistem pentanahan yang diukur 
atau ketidaksesuaian dalam penggunaan alat. 
Angka 1 pada earth tester bisa menandakan 
bahwa resistansi tanah terlalu besar 
sehingga alat tidak mampu mengukurnya 
dengan akurat pada skala yang sedang 
digunakan, atau bahkan menunjukkan 
kondisi terbuka atau gangguan serius pada 
rangkaian pentanahan. 
Beberapa alasan spesifik mengapa earth tester 
menunjukkan angka 1:

Resistansi Terlalu Tinggi:
Jika resistansi tanah sangat tinggi, earth tester 
mungkin tidak dapat mengukurnya dan akan 
menampilkan nilai maksimum atau bahkan 
angka 1(tergantung jenis alat dan 
pengaturannya), yang berarti resistansi 
terlalu tinggi untuk diukur pada 
skala tersebut.

Kabel Tidak Terpasang Sesuai Warna:
Earth tester memiliki kabel dengan warna 
berbeda (biasanya merah, kuning, hijau) 
yang harus dihubungkan ke titik-titik 
yang sesuai. Sambungan yang salah dapat 
menyebabkan alat tidak berfungsi atau 
memberikan hasil
pengukuran yang tidak akurat. 

Kondisi Elektroda atau Tanah:
Elektroda pentanahan mungkin tidak 
tertanam dengan cukup dalam, atau 
jumlah elektroda kurang memadai. 
Jarak antar elektroda tidak sesuai 
dengan rekomendasi (biasanya 5-10 meter). 
Tanah memiliki resistansi yang sangat 
tinggi karena kekeringan, jenis tanah, 
atau lapisan lain. 

Kerusakan Alat atau Koneksi Internal:
Meskipun jarang, kerusakan pada alat 
earth tester itu sendiri atau koneksi 
internalnya bisa juga menjadi 
penyebabnya. 

Pemilihan Skala Ukur yang Salah:
Jika skala ukur pada earth tester 
terlalu tinggi (misalnya 1000 ohm 
saat seharusnya di 10 ohm atau 1 ohm), 
dan resistansi tanah sebenarnya 
lebih rendah, alat mungkin tidak dapat 
memberikan pembacaan yang akurat. 

Tindakan yang bisa dilakukan:
1. Periksa Kembali Sambungan Kabel:
Pastikan kabel earth tester terhubung 
sesuai dengan kode warna dan ke titik 
pengujian yang benar. 
2. Periksa Skala Ukur:
Coba ubah skala ukur ke skala yang lebih 
kecil (misalnya dari 100 ohm ke 10 ohm 
atau 1 ohm) untuk mendapatkan 
pembacaan yang lebih akurat jika 
resistansi tanah memang rendah. 
3. Periksa Kondisi Elektroda Pentanahan:
Pastikan elektroda tertanam dengan baik, 
dalam, dan bersih dari korosi. 
4. Pertimbangkan Kelembaban Tanah:
Tanah yang kering memiliki resistansi 
lebih tinggi, pertimbangkan untuk 
membasahi area sekitar elektroda jika 
memungkinkan untuk mendapatkan 
pembacaan yang lebih baik. 
5. Konsultasikan dengan Ahli:
Jika masalah berlanjut, ada baiknya 
untuk berkonsultasi dengan teknisi 
listrik atau spesialis grounding untuk 
evaluasi lebih lanjut terhadap sistem 
pentanahan dan alat ukur.

Tips Keamanan yang Wajib Diperhatikan

Menggunakan earth tester melibatkan pekerjaan dengan sistem kelistrikan. Keselamatan adalah prioritas utama. Selalu patuhi tips keamanan berikut:

  • Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Selalu kenakan sarung tangan berinsulasi dan sepatu keselamatan.

  • Jangan Lakukan Pengukuran Saat Cuaca Buruk: Hindari melakukan pengukuran saat hujan atau badai petir. Tanah yang basah kuyup dan potensi sambaran petir meningkatkan risiko sengatan listrik secara signifikan.

  • Putuskan Sambungan Jika Memungkinkan: Jika memungkinkan dan aman untuk dilakukan, putuskan sementara sambungan sistem pembumian dari panel listrik utama sebelum melakukan pengukuran untuk menghindari arus balik.

  • Periksa Kondisi Alat: Pastikan kabel tidak ada yang terkelupas atau rusak. Jangan gunakan alat yang kondisinya meragukan.

  • Pahami Lingkungan Kerja: Waspadai adanya instalasi pipa gas, air, atau kabel listrik bawah tanah lainnya di area pengukuran.

Kesimpulan

Menggunakan earth tester mungkin terlihat rumit pada awalnya, namun dengan memahami prinsip kerja, jenis-jenis alat, dan mengikuti prosedur yang benar, siapa pun dapat melakukannya dengan aman dan efektif. Pengukuran tahanan pembumian adalah investasi kecil untuk memastikan keamanan jangka panjang dari properti, peralatan, dan yang terpenting, keselamatan jiwa. Jadikan pengujian grounding sebagai bagian dari jadwal pemeliharaan rutin Anda untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dari bahaya kelistrikan.


Baca juga :

Harga pasang baru listrik 2025(klik disini)

Harga pasang instalasi listrik(klik disini)

Tarif dasar listrik2025(klik disini)

Kode setting meteran listrik(klik disini)

 Layanan Teknis, Hub Kami : 

(untuk Pangkalpinang dan sekitarnya)

Kunjungi dan dukung juga akun-akun kami lainnya :


Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © STANIA LISTRIK. Designed by OddThemes